Penjaringan anak berprestasi telah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas |
JAKARTA - Penjaringan anak berprestasi telah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas. Penyelenggaraan OSN pun juga dilakukan untuk ketiga jenjang pendidikan SD-SMA. Pembinaan berkelanjutan itu pula yang membuat setiap tahun anak Indonesia berhasil menorehkan kebanggaan meraih prestasi dengan menyabet medali baik emas, perak maupun perunggu di ajang kompetisi internasional.
Sama halnya dengan peraih medali di OSN SMA yang beroleh kesempatan mengikuti ajang kompetisi internasional, peraih medali di OSN SD dan SMP juga punya kesempatan mengikuti lomba tingkat dunia. Bimbingan dan pelatihan juga diberikan untuk pembekalan anak-anak yang akan berjuang di tingkat internasional.
Pelajar sekolah dasar pun telah membuktikan bisa bersaing di kancah internasional seperti di ajang Bulgaria Internasional Mathematics Competition (BIMC) Tahun 2018. Delegasi Indonesia berhasil menyabet dua medali emas, dua perak, dan enam perunggu serta lima merit. Pengiriman peserta didik ke luar negeri merupakan program pembinaan bagi peserta didik yang memiliki potensi akademik khususnya di bidang matematika.
Sementara Direktorat Pembinaan SMP selain juga memiliki OSN tingkat SMP, lembaga ini punya kegiatan yang bertujuan mencetak generasi peneliti. Gelaran itu bernama Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Peraih medali di ajang OPSI juga bisa menorehkan prestasi internasional. Seperti yang dilakukan Else Windasari dan Radeva Chanika, peraih emas di ajang OPSI 2018 dari hasil karyanya membuat rompi cerdas penunjuk arah dan pengaman kecelakaan untuk penyandang tunanetra.
Selain OPSI ajang yang sudah dikenal oleh pelajar SMP adalah ajang kompetisi IJSO (International Junior Science Olympiad). Ada keberuntungan yang dialami Wilsen Chandra Putra, pelajar SMP Sutomo 1 Medan ini pada penyelenggaraan OSN SMP 2017 yang memperoleh medali perak bidang IPA. Wilsen kemudian berkesempatan mengikuti ajang IJSO tahun yang sama. Tak dinyana ia malah berhasil menyabet medali emas pada Thw 14th International Junior Science Olympiad yang dihelat di Arnhem-Nijmegen, Belanda 3-12 Desember 2017 lalu. Kebanggaan dirasakan Wilsen karena berhasil mempersembahkan emas bagi Indonesia. Wilsen berhasil menaklukkan 300 peserta dari 50 negara peserta IJSO 2017 tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa prestasi memang penting dalam menumbuhkan semangat memberikan karya. Namun ia juga menyinggung selain prestasi juga tak kalah penting adalah kejujuran.
Jujur dalam meraih prestasi dapat menjadi penguatan karakter yang perlu ditanamkan pada semua siswa. Penguatan karakter pula menjadi program prioritas Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengimplementasikan pendidikan karakter kedalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Nilai karakter PPK bersumber dari Pancasila, nilai-nilai itu terdiri dari nilai religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotong-royongan. PPK merupakan pintu masuk melakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap pendidikan.
PPK mendorong sinergi tiga pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga (orang tua), serta komunitas (masyarakat) agar dapat membentuk suatu ekosistem pendidikan. Menurut Mendikbud, selama ini ketiga elemen itu seakan berjalan sendiri-sendiri, padahal jika bersinergi dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Dan kunci kesuksesan pendidikan karakter terletak pada peran guru.
Mendikbud Muhadjir Effendy juga menyebut pada prinsipnya PPK merupakan manajemen berbasis sekolah yang lebih banyak melibatkan siswa pada aktivitas daripada metode ceramah, kemudian kurikulum berbasis luas atau broad based curriculum yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar.
Penguatan Pendidikan Karakter tersebut akan diberlakukan di seluruh sekolah pada 2019. Saat ini masih diujicobakan di 23.000 sekolah. Tahun depan jumlah sekolah menerapkan PPK ditambah menjadi 26.000 lembaga dan 2019 akan diberlakukan di semua sekolah.
Kelak jika semua siswa termasuk mereka yang telah menorehkan prestasi nasional maupun internasional mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter diharapkan Indonesia 10 tahun ke depan di isi oleh pemuda yang menjunjung tinggi semangat persatuan dan gotong royong.
Semangat Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober harus menjadi momen bagi pemuda menyatukan langkah mengharumkan nama bangsa. Pemuda dengan karakter religius, nasionalisme, integritas, mandiri dan gotong royong harus menjadi ujung tombak peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Dengan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter, bangsa ini akan memiliki sumber daya manusia tidak saja berakhlak mulia namun juga memiliki semangat berjuang meraih prestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar